Strategi Lembaga Dalam Meningkatkan Empati Siswa



Strategi Lembaga Dalam Meningkatkan Empati Siswa
Oleh:
Kerjasama Crew “Bisnis EKA BKJ” dengan “MI Modern SAKTI Tulungagung”


Meningkatkan Empati Siswa – Era globalisasi yang kian menggelora menjadikan setiap insan memiliki berbagai akses informasi baik yang positif maupun negatif. Hal tersebut dikarenakan dukungan teknologi yang semakin pesat. Adanya teknologi yang semakin menjangkau berbagai kalangan pun, dapat dinikmati oleh anak usia dini. Namun, siapa kira bahwa pengaruh negatif terkadang dapat masuk pada anak. Contoh yang sering terjadi, ketika anak bermain game online dan mereka memilih permainan yang cenderung saling menyerang misalnya tembak-tembakan, ini menjadikan anak melakukan imitasi terhadap game tersebut. Anak akan menjadi suka menyerang teman dan melakukan bullying. Tontonan penyerangan dan bullying  akan memgikis bahkan menghilangkan kesadaran empati.Akibatnya enggan berempati
Generasi yang enggan empati akan membahayakan masa depan sebuah Bangsa dan Negara. Pasalnya, seorang akan tumbuh dewasa dengan sikap yang tidak memiliki kesadaran kemanusiaan. Merasa senang dengan penderitaan orang lain atau minimal  apatis terhadap persoalan sosial. Memiliki kecenderungan untuk mengusik hidup orang lain dan menjadi sumber keributan. Bahkan mengarah pada sikap radikalisme yang membahayakan banyak orang. Oleh karena itu, empati perlu ditanamkan kepada anak mulai sejak dini agar  tumbuh menjadi seorang yang mampu mempertimbangkan nilai humanisme.
Nah, meningkatkan empati siswa inilah yang ternyata dimotori oleh Lembaga Pendidikan Islam (LPI) permatahati IBU. Hal ini sesuai berita berjudul “Latih Kemandirian dan Pertajam Empati” yang terbit di koran Radar Tulungagung,  minggu 29 Agustus 2010. Dalam berita tersebut disampaikan bahwasanya LPI permatahati “IBU” menggelar Ramadhan Children Camp (RCC)   memeriahkan peresmian MI Modern SAKTI.
RCC yang digelar ini menyajikan materi keagamaan dan outbound mendidik. Materi keagamaan seperti doa, wudhu, sholat, dan lain-lain. Sedangkan outbound mendidik yakni memasang tenda, jaring laba-laba, flying fox, dan lain-lain. Penyajian materi keagamaan dan outbound mendidik di acara RCC ini memiliki kandungan arti, membiasakan anak dari sejak dini untuk bekerjasama dan tolong menolong.
 Ditekankan unsur meningkatkan nilai empati siswa, belajar mandiri sejak kecil karena jauh dari orang tua, dan ikut mengalami bagaimana berada dalam  tenda di tengah hari saat terik matahari.Mendalami ilmu agama agar sadar akan nilai ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan tempat  yang sederhana namun mampu mengesankan nilai kebersamaan, peduli, dan empati karena menggunakan tenda sebagai ruang menjalankan prosesi acara.
 Adanya pembiasaan anak untuk berada di tenda dalam menimba ilmu akan mengajarkan arti perjuangan. Anak akan berjuang  berlatih memasang tenda, merasakan jerih payahnya, menikmati komunikasi dan kerjasama dalam memasang tenda sehingga rasa saling peduli dan mandiri pun akan tumbuh pada jiwa mereka. Selain itu juga menumbuhkan empati pada para korban bencana alam yang biasanya kehilangan rumah,harus ikhlas berada dalam tenda. Tindakan inilah akan meningkatkan empati siswa.
Selain RCC, peresmian MI Modern SAKTI pun terlaksana dengan lancar. Menurut Pak Yudi Erwan selaku Ketua YAYASAN PERMATA HATI,  diberi nama SAKTI oleh jajaran pihaknya dengan artian memiliki kepanjangan skaligus sebagai do’a Shiddiq, Amanah, Kreatif, Istiqomah. Acara dihadiri oleh Moh. Arifin, Kasi Mapenda Kementerian Agama Tulungagung dan H. Tasrib Lughowi selaku pejabat PPAI Tulungagung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini